Kedepankan Peningkatan Pelayanan demi Menuju RS Unggulan

Duduk di posisi manajerial, dalam hal ini menjadi Direktur RSUD Bendan Kota Pekalongan, merupakan hal yang baru bagi dr Wedo Tri Hardjanto SpOG. Mendapat amanah menjadi Direktur RSUD Bendan, menurutnya merupakan suatu tantangan tersendiri. “Sebelumnya saya berada di fungsional. Sekarang dimanajerial yang bagi saya adalah hal baru,” ungkap dokter yang merampungkan pendidikan Spesialis Kandungan di UGM Jogjakarta tahun 2007 ini.

 

Tantangan berada di manajerial memang punya kesulitan, dan tanggung jawab yang tidak bisa dibilang enteng. Tetapi hal ini bisa terasa mudah dijalankan, karena yang dikedepankan adalah kerja tim. Hasil baik yang dicapai pun berkat kerja tim, bukan kerja perorangan.

 

Dulu fungsional saya kerja sendiri. Tapi untuk manajerial, kita harus kerja tim. RSUD Bendan karena saya, itu jelas tidak mungkin. Tetapi RSUD Bendan baik karena kita,” kata pria kelahiran Yogyakarta, 28 Februari 1977 ini.

 

Maka saya, kalau ditanya mau membuat apa, saya ingin membuat bahwa RSUD Bendan ini menjadi baik karena kita. Dalam artian seluruh karyawan rumah sakit ini merasa memiliki, sehingga kalau ini adalah rumah sakit kebanggaannya Pemerintah Kota ya harapannya menjadi pilihan masyarakat,” imbuh dia.

 

Pihaknya mengakui, karena memimpin sebuah RSUD, maka yang ditangani bukan hanya berkaitan dengan pelayanan. Tetapi juga birokrasi. Maka dari itu, untuk bisa mencapai tujuannya, diperlukan sinergritas antara fungsi birokrasi dan fungsi pelayanan di RSUD Bendan. “Karena memang kalau RSUD, sebenarnya tidak bisa di-compare 'apple to apple' dengan swasta. Karena kalau swasta, hanya fungsi pelayanan saja sehingga pelayanan mereka lebih unggul lantaran mereka tidak berlaku sebagai birokrasi pemerintahan,” tutur dokter yang menamatkan S1-nya di Fakultas Kedokteran UGM tahun 1999 ini.

 

Meski demikian, pihaknya sangat yakin bahwa meskipun RSUD, pelayanan yang diberikan bisa mengungguli rumah sakit swasta. Asalkan ada kemauan dan komitmen bersama. Apalagi, masyarakat atau pasien sekarang sudah lebih cerdas. Mereka tidak lagi mencari berdasarkan personality dokter. Tetapi ke hospitality atau kenyamanan dari pusat layanan kesehatan yang bersangkutan. “Sekarang sudah ada pergeseran. Kalau zaman dulu, mencari nama si dokter yang bersangkutan. Pokoknya harus dokter itu. Sekarang kan tidak. Karena sekarang sudah tidak eranya kuratif, tetapi ke promosi kesehatan. Penyembuhan pasien ke arah hospitality. Sudah tidak zamannya lagi dokter galak perawat galak,” tandas suami dari dr Damayanti SpKK ini.

 

Sekarang yang dicari bukan kuratifnya lagi, tapi hospitality. Misalnya soal antrean bagaimana supaya dia bisa cepat terlayani, dan sebagainya,” sambungnya. Ditanya mengenai visi misinya untuk RSUD Bendan ke depan, dr Wedo ingin agar RSUD Bendan menjadi rumah sakit unggulan. Sama dengan yang diinginkan Pemkot Pekalongan maupun masyarakat Kota Pekalongan.

 

Untuk menjadi rumah sakit unggulan, RSUD Bendan sejak beberapa tahun lalu sudah mengawalinya. Antara lain dengan peningkatan pelayanan dan menambah kelengkapan sarana prasarana maupun jumlah dokter spesialis. Termasuk penambahan ruang dan tempat tidur. Sekarang sudah ada 60 tempat tidur yang sudah siap difungsikan.

 

Sekarang konstruksinya sudah jadi. Tinggal ke fase pengisiannya. “Yang tadinya kita disini eksisting sekitar 210an, harapannya nanti bisa mencapai 270an tempat tidur,” bebernya. Saat ini, RSUD Bendan sudah menjadi unggulan untuk beberapa pelayanan pengobatan penyakit. Antara lain mata, lalu tumbuh kembang anak, jantung dan orthopedi.

 

Setiap hari kita sudah bisa melakukan operasi katarak tanpa operasi. Kita juga punya Cat Lab. Se Pantura Barat hanya kita yang punya. Kita juga sudah bisa melayani pemasangan kateter atau cicin untuk penderita sakit jantung. Kemudian bidang Orthopedi, kita punya alatnya, dokternya juga ada,” ungkapnya. (way/adv)

 

 

 

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 10-05-2017)