Dari Pelaksanaan PPDB Online SMP dan MTS Tahun 2016

Ada Empat SMPN dan 10 Sekolah Swasta yang Kekurangan Siswa

 

 

 

TERCATAT ada empat SMP negeri di Kota Pekalongan kekurangan siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online 2016, yang telah berakhir pada Rabu (22/6). Selain ada empat SMP Negeri yang kekurangan siswa itu, daya tampung 10 sekolah swasta peserta program PPDB Online tahun ini juga belum terpenuhi.

 

Keempat sekolah negeri yang kuota jumlah siswanya belum terpenuhi itu, yakni SMP 9, SMP 12, SMP 16, dan SMP 17. Sekolah-sekolah ini sebagian besar berada di pinggiran kota. Kecuali SMP 12, meski relatif dekat dengan pusat kota, namun sekolah ini berada di dekat kawasan pantai sehingga sering terdampak banjir rob.

 

Berdasar statistik data pengisian kuota sebagaimana yang ditampilkan pada website ppdb.dindikporakotapekalongan.org, hingga Rabu (22/6) pukul 15.00 WIB, SMP 9 dengan daya tampung 180 hanya terisi 101 siswa. Sehingga, sekolah yang beralamat di Jl Mahoni, Slamaran, Pekalongan Utara, ini masih kekurangan 79 siswa.

 

Lalu SMP 12 yang berlokasi di Jl Pantaisari 2, Panjang Baru, Pekalongan Utara, daya tampung 180 terisi 174 siswa (kurang 6 siswa). Berikutnya SMP 16 di Jl Ampera, Sokoduwet, Pekalongan Selatan, daya tampung 216 terisi 200 siswa (kekurangan 6 siswa). Terakhir, SMP 17 yang berlokasi di Jl Ki Mangin Sarkoro, Gamer, Pekalongan Timur, dengan daya tampung 180 terisi 143 siswa (kekurangan 37 siswa).

 

Demikian halnya dengan 10 sekolah swasta peserta program PPDB Online 2016 yang terdiri dari 6 SMP dan 4 MTs swasta. Sekolah-sekolah swasta peserta PPDB Online ini perinciannya: SMP Al Irsyad (daya tampung 72 terisi 19, atau kurang 53 siswa); SMP Islam (daya tampung 288 terisi 168, kurang 120 siswa); SMP Muhammadiyah (daya tampung 144 terisi 52, kurang 92 siswa).

 

Berikutnya SMP Salafiyah (daya tampung 216 terisi 198, kurang 18 siswa); SMP Satyawiguna (daya tampung 72 terisi 22, kurang 50 siswa); SMP Wahid Hasyim (daya tampung 144 terisi 37, kurang 107 siswa). Kemudian MTs Muhammadiyah (daya tampung 108 terisi 15, kurang 93 siswa); MTs Nurul Islam (daya tampung 144 terisi 75, kurang 69 siswa); MTs Ribatul Mutaalimin (daya tampung 216 terisi 141, kurang 75 siswa); dan MTs Salafiyah Nurul Qomar (daya tampung 144 terisi 30, kurang 114 siswa).

 

Di satu sisi, sekolah-sekolah favorit maupun sekolah negeri yang berada di dalam kota, kebanjiran jumlah pendaftar. Sekolah-sekolah yang terbanyak menjadi pilihan pertama para pendaftar ini, antara lain SMP 2, SMP 6, dan SMP 1.

 

Dari data PPDB Online kemarin, tercatat SMP 2 dengan daya tampung 216 siswa, kuotanya sudah terpenuhi sejak hari pertama pendaftaran. Adapun batas bawah skor atau nilai pendaftar yang diterima adalah 272,50. Lalu SMP 6, daya tampung 252 sudah terisi semua, dengan batas bawah nilai yang diterima adalah 258,0. Sementara SMP 1, daya tampung 216, batas bawah nilai pendaftar yang diterima adalah 258,5.

 

Sekretaris Dindikpora Aprilianto, didampingi Kepala Dindikpora Agust Marhaendayana, menduga masih adanya SMP negeri yang kekurangan siswa itu lantaran para lulusan SD/MI saat mendaftar secara online itu tidak seluruhnya menggunakan kesempatan memilih enam sekolah.

 

Mungkin ada yang percaya diri hanya memilih dua atau tiga sekolah, meski bisa memilih sampai enam sekolah. Ternyata yang bersangkutan tidak bisa tertampung di sekolah pilihannya tersebut karena nilai atau skornya tergeser oleh pendaftar lain,” kata Aprilianto, kemarin (22/6).

 

Padahal jika dilihat dari jumlah lulusan SD/MI tahun 2016 di Kota Pekalongan dibandingkan dengan jumlah satuan pendidikan tingkat SMP/MTs, semuanya masih bisa tertampung di sekolah negeri maupun sekolah swasta yang ada. “Hanya saja memang sebarannya tidak merata,” katanya.

 

Tercatat bahwa peserta Ujian Sekolah SD/MI 2016 ada 5.299 siswa. Sedangkan daya tampung pada PPDB Online ada 5.148 siswa. Terhadap fenomena seperti itu, ungkap dia, Dindikpora akan menyerahkan persoalan tersebut ke Walikota, guna diambil kebijakan lebih lanjut. Sebab, segala hal terkait PPDB ini diatur dalam Perwal.

 

Nanti kita akan melapor ke pak Walikota untuk bisa diambil kebijakan lebih lanjut. Jangan sampai ada siswa yang tidak kebagian sekolah, padahal daya tampungnya masih tersedia,” imbuh dia. Sedangkan kalau sekolah-sekolah swasta, lanjut dia, masih bisa membuka pendaftaran peserta didik baru secara offline, sampai beberapa waktu mendatang. (*)

 

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 23-06-2016)