IKM Batik Difasilitasi Lapak Online

PEKALONGAN – Para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) batik akan diberi fasilitas lapak online untuk memasarkan produknya. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kota Pekalongan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (Widya Pratama) akan membuat lapak online berupa e-marketplace untuk berjualan secara online.

 

Hal itu terungkap dalam Sosialisasi E-marketplace yang diselenggarakan Diperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan di Museum Batik, Selasa (16/2). Kegiatan diikuti 30 pelaku IKM batik di Kota Pekalongan. Pada acara tersebut, peserta di berikan materi bagaimana tips dan kunci berjualan secara online sehingga dapat memberi kepuasan kepada pembeli. “Ini merupakan tahap awal bagi IKM batik yang akan bergabung dalam e-marketplace. Setelah ini, akan diadakan pelatihan bagaimana cara menggunakan e-marketplace,” terang Fungsional Perencanaan pada Disperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan, Ferry Yudianto.

 

Pada pelatihan nanti, kata dia, mereka akan didampingi STIMIK Widya Pratama Ferry mengatakan, saat ini website e-marketplace masih dalam proses pembuatan. Targetnya, website tersebut akan dilaunching bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pekalongan, 1 April nanti.

 

Kejujuran

 

Pada acara tersebut, Ferry mengingatkan kepada para pelaku IKM batik tentang kejujuran dalam berbisnis online. “Pelaku IKM harus jujur. Penjual, harus menjabarkan barang yang akan dijualnya secara jujur apakah itu batik tulis ya katakan tulis, kalau cap katakan cap atau kombinasi. Kalau tulis ya katakan tulis, kalau cap katakan cap atau kombinasi ya juga disampaikan apa adanya. Agar konsumen tidak kecewa dan tidak merasa dibohongi. Karena kalau sekali saja merasa kecewa maka dia tidak akan datang lagi. Maka dari itu sebagai penjual haruslah menjaga kejujuran,” paparnya.

 

Selain itu, ia juga berpesan agar penjual selalu ramah. “Ketika konsumen bertanya harus dilayani dengan baik. Jangan sampai, pembeli dibiarkan. Bahkan jika memang tak ada barang sesuai pesanan konsumen, kalau bisa pembeli diarahkan ke penjual lain untuk mendapatkan barang yang dicari. Untuk itu nanti akan dibentuk forum agar bisa saling membantu,” tambahnya.

 

Hal lainnya yang menjadi penekanannya yakni masalah pengiriman. Ferry mengimbau kepada penjual agar mempunyai peta di dekatnya yang berfungsi untuk melihat sejaug mana pembeli berasal sehingga dapat mengetimasi waktu pengiriman. “Kalau jauh terus diminta mengirim cepat bisa tidak. Kalau keberatan yang sampaikan, mampunya berapa. Kejujuran menjadi hal paling penting,” tegasnya. (K30-34)

 

 

 

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 17-02-2016)