Pekalongan dan Batang Dilewati Gerhana Matahari Parsial, Tetap Tak Boleh Lihat dengan Mata Telanjang

Jakarta – Warga di Jawa Tengah bisa menyaksikan gerhana matahari pada 9 Maret 2016 mendatang. Namun gerhana yang terjadi di Jawa Tengah bukan gerhana total tetapi hanya gerhana parsial atau sebagian. Meski begitu, fenomena gerhana ini tetap bisa dinikmati oleh warga Jawa Tengah. Mereka bisa menyaksikan suasana langit yang perlahan berubah seperti senja saat matahari tertutup sebagian oleh piringan bulan.

 

Namun perlu dicatat, gerhana matahari sebagian (GMS) ini tidak bisa dilihat langsung dengan mata terlanjang, karena sinar matahari yang bisa membahayakan retina. Masyarakat yang ingin menyaksikan GMS harus menggunakan alat bantu berupa kacamata khusus gerhana atau kamera lubang jarum dan lainnya. Penggunaan alat bantu ini untuk menghalau masuknya sinar matahari ke retina.

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam keterangannya mengatakan gerhana matahari sebagian di Jawa Tengah akan dimulai pada pukul 06 : 20 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 07 : 24 WIB dan gerhana akan berakhir pada pukul 08:35 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Tengah rata-rata adalah 2 jam 15 menit.

 

Daerah di Jawa Tengah yang dilewati gerhana matahari sebagian adalah Semarang, Cilacap, Brebes, Tegal, Slawi, Purwokerto, Pemalang, Purbalingga, Kajen, Kebumen, Pekalongan, Banjarnegera, Batang, Wonosobo, Purworejo, Temanggung, Kendal, Magelang, Mungkid, Ungaran, Salatiga, Klaten, Boyolali, Demak, Jepara, Surakarta, Kudus, Sukoharjo, Purwodadi, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Pati, Rembang dan Blora.

 

Cara Aman Melihat

 

Pada saat gerhana nanti, langit di pagi hari tiba-tiba akan berubah gelap dan gerhana matahari total nanti akan menjadi pemandangan yang menarik dan indah untuk diamati. Pengamatan gerhana matahari total ini tidak berbahaya asal dilakukan dengan cara-cara yang aman. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menjelaskan sinar gerhana matahari total tidak akan membuat mata buta, justru saat gerhana total mencapai puncaknya maka itu adalah saat yang tepat untuk melihat keindahan korona atau mahkota matahari secara langsung tanpa penghalang.

 

Cara yang aman untuk mengamati gerhana adalah saat matahari perlahan tertutup bulan dan kondisi langit berangsur menjadi gelap (gerhana matahari sebagian) dianjurkan untuk menggunakan filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata.

 

Jadi menyaksikan beberapa menit, tidak terlalu asik, sesekali melihat ke tempat lain dan tidak fokus ke matahari itu akan aman-aman saja,” ucap Thomas. Saat matahari tertutup total dan langit menjadi gelap, filter yang melindungi mata bisa dilepas. Keindahan gerhana matahari total bisa disaksikan langsung dengan mata. Namun harus diingat, jangan terlalu lama menatap karena durasi gerhana matahari total ini hanya 2 sampai 3 menit saja. Setelah itu matahari akan tersibak dan langit kembali cerah. Saat matahari mulai tersibak maka filter mata harus dipakai agar cahaya matahari tidak merusak retina.

 

Ketika bulan mulai tersibak lepas dari matahari, maka piringan matahari yang terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar dan itu yang bisa merusak retina mata,” kata Thomas. Soal tempat, Thomas menyarankan melihatnya di lokasi lapang yang tidak terhalang pohon atau benda lainnya. Misalnya saja pantai, lapangan atau tempat yang tinggi.

 

Thomas mengimbau agar warga bisa melihat fenomena yang indah ini, jangan sampai keindahan gerhana matahari total justru dihindari seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1983 lalu. Kala itu warga begitu takut melihat gerhana matahari total secara langsung karena adanya anggapan sinar matahari saat gerhana bisa membuat mata buta.

 

Kita harus sosialisasi kepada masyarakat kalau melihat fenomena gerhana matahari itu aman asal tidak terlalu asik melihatnya. Jadi jangan ada lagi pembohongan massal yah seperti tahun 1983, gerhana matahari berbahaya, orang suruh masuk ke dalam rumah, jendela-jendela rumah dikunci,” ucap Thomas.

 

Sementara itu komunitas astronomi Langit Selatan dalam websitenya mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati gerhana matahari total. Untuk Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia, akan ada area yang bisa menikmati momen ketika matahari sepenuhnya ditutupi bulan, akan tetapi ada juga daerah yang hanya akan mengalami gerhana matahari sebagian. Untuk bisa menikmati gerhana matahari di tahun 2016, ada aturan yang harus selalu diingat.

 

Aturan itu adalah ketika matahari masih tampak di langit, jangan pernah melihat matahari dengan mata tanpa alat. Gunakan filter matahari pada kacamata matahari selama pengamatan. Jangan gunakan kacamata hitam, film yang diekspos, CD, atau filter lainnya, karena dapat membahayakan mata.

 

Ketika terjadi totalitas selama 2-3 menit, matahari sudah tidak tampak dan pengamat bisa melihat langsung ke korona matahari. Akan tetapi, segera setelah totalitas berakhir dan matahari tampak kembali, kenakan kacamata gerhana yang sudah dilengkapi filter matahari untuk menyaksikan gerhana sebagian. (dtk)

 

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 04-03-2016)