Walikota Pekalongan Janji Tambah Anggaran Olahraga

*KONI juga diminta transparan dalam kelola anggaran

 

KOTA – Untuk memajukan olahraga di Kota Pekalongan, Walikota HA Alf Arslan Djunaid berjanji akan menambah anggaran untuk olahraga pada anggaran perubahan mendatang. “Saya akan berkoordinasi dengan DPRD dan instansi terkait untuk membahas kebutuhan, hingga kemungkinan penambahan anggaran untuk operasional cabang olahraga,” ucap Alex saat memberikan pengarahan dalam acara penyerahan tali asih untuk atlet dan pelatih yang berprestasi di Dulongmas 2015 lalu, Selasa (5/4) malam.

 

Alek menyebut, memang anggaran untuk KONI dalam penetapan APBD lalu hanya digedok Rp900 juta. “Karena tidak ada kegiatan atau event-event besar yang dilaksanakan,” tuturnya. Namun menurut dia, cabang olahraga tetap harus diberi anggaran demi melakukan pembinaan kepada atlet. Khususnya, bagi cabor yang sudah dipastikan masuk dalam PON 2016 mendatang. “Saya selaku Walikota, tentu berkewajiban untuk membina prestasi olahraga di Kota Pekalongan. Insyaallah, saat perubahan kita akan tambah anggaran.”

 

Mengenai pemberian dana tali asih yang mundur, Alex menjelaskan, sebenarnya anggaran untuk tali asih sudah ditetapkan sejak Agustus 2015. Tetapi, karena adanya agenda-agenda politik mulai dari pergantian kepemimpinan hingga Pilkada, membuat proses pencairan anggaran memang mundur.

 

Dirinya berharap, setelah pencairan dana tali asih ini atlet Kota Pekalongan bisa kembali termotivasi dengan mengembangkan kemampuan lebih dari apa yang dicapai saat ini. “Bagi yang sudah berprestasi, kami harap tetap dipertahankan. Bahkan ditingkatkan. Bagi yang belum, mari bersama untuk berusaha lebih keras,” pesan dia.

 

Alex juga menyinggung situasi yang tengah dihadapi KONI Kota Pekalongan yang berurusan dengan Kejaksaan. Menurut Alex, apa yang terjadi sudah berbeda ranahnya. Dia yakin, pada dasarnya seluruh insan olahraga tidak berniat sedikitpun melanggar aturan yang ada. Sebab terkadang banyak pejabat yang dihadapkan pada kondisi-kondisi tertentu yang membuat dia harus menangung resiko.

 

Harapannya ini bisa diselesaikan. Saya back up penuh apa yang menjadi ganjalan-ganjalan dalam olahraga Kota Pekalongan. Tapi kami juga berharap, kedepan sampai masa bakti pengurus saat ini KONI harus lebih transparan dalam pengelolaan seluruh hal yang berkaitan dengan anggaran,” pinta Alex.

 

Manajer Dulongmas 2015, Graciani Kanesia dalam sambutannya juga menyinggung hal yang sama. Dia meminta kepada seluruh atlet dan pengurus olahraga di Kota Pekalongan untuk memberikan dukungan kepada KONI yang tengah berurusan dengan Kejaksaan. “Jangan terprovokasi isu yang beredar di luar. Keyakinan kita, kebenaran akan selalu menang,” ucap Grace.

 

Sebab menurut dia, semua masyarakat sudah tahu bagaimana sulitnya mengurus olahraga. Tidak sedikit waktu, tenaga hingga dana yang kerap kali harus dikeluarkan dari kantong pribadi demi mengurus olahraga. “Tapi kita bersyukur, meski tengah menghadapi permasalahan, tetap tak menghalangi kita berprestasi. Setelah Dulongmas ini kita juga akan kembali berjuang untuk atlet yang ikut dalam PON 2016,” tambahnya.

 

Dia ingin mengajak seluruh insan olahraga, cabor hingga atlet agar merapatkan barisan dan bersatu menghadapi masalah demi kemajuan olaharaga Kota Pekalongan. “Apakah akan ada prestasi atlet jika tidak ada KONI?. Jadi mari renungkan prestasi olahraga bisa diraih karena adanya KONI, juga adanya kita semua,” tegas Grace.

 

Ketua KONI, Ricsa Mangkulla menjelaskan, dalam Dulongmas 2015 lalu Kota Pekalongan sukses meraih 27 emas 34 perak dan 42 perunggu. Ada 125 atlet dan sejumlah pelatih yang mendapatkan tali asih dengan total dana tali asih sekitar Rp875 juta. “Mohon maaf atas keterlambatan tali asih ini. Memang anggaran sudah dimasukkan, namun harus ada prosedur yang diselesaikan terlebih dahulu,” kata Ricsa.

 

Tugas insan olahraga Kota Pekalongan, dikatakannya juga tak berhenti sampai disini. Selain lima cabor dari Kota Pekalongan yang meloloskan atletnya dalam PON 2016, Kota Pekalongan juga akan dihadapkan pada Porprov 2018 di Tegal. Selain itu, Kota Pekalongan juga sudah ditetapkan menjadi tuan rumah Dulongmas tahun 2019.

 

Berkaitan dengan ditetapkannya Kota Pekalongan sebagai tuan rumah, Ricsa berharap kepada Pemkot agar memberikan penambahan fasilitas olaharaga, terutama bagi cabor yang menjadi ikon dan meraih medali terbanyak dalam setiap event yaitu biliar dan dansa. “Kami berharap agar dua cabor tersebut bisa diberikan venue tersendiri juga pembenahan fasilitas untuk cabor lainnya,” pinta Ricsa.(nul)

 

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 07-04-2016)