KPID Jawa Tengah gelar FGD

Pekalongan, Info Publik – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah menggelar Focus Group Discusion (FGD) tentang Kajian Analisa pemantauan Penyiaran di Hotel Dafam, Kota Pekalongan, Selasa (19/4). Hadir sebagai nara sumber Kepala Diskominfo Kota Pekalongan Sri Budi Santoso dan Muhlisin dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Pekalongan.

 

Dalam FGD yang juga diikuti sejumlah pejabat, praktisi penyiaran dan LSM ini mencuat kekhawatiran tentang semakin susahnya mendapatkan tayangan-tayangan televisi maupun radio  yang bernuanasa nasionalisme maupun budaya yang memiliki kearifan lokal.

 

Sri Budi Santoso dalam paparanya menegaska betapa kuatnya tarik menarik antara bisnis dan idealisme dalam dunia penyiaran di Indonesia. “Pada prakteknya sangat sulit untuk menyeimbangkan antara keduanya dalam praktek,” ujar Sri Budi Santoso yang juga Direktur Utama Lembaga penyiaran Publik Lokal (LPPL) Batik TV tersebut.

 

Selain itu Sri Budi Santoso juga menyoroti tentang rencana revisi Undang-undang tentang penyiaran. “Saya justru kuatir pasal-pasal penting yang selama ini dijadikan dasar untuk menyeimbangkan antara tarikkan bisnis dan idealisme justru hilang,”  tegasnya lagi.

 

Sementara itu Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) KotaPekalongan Tjuk Kushindarto yang juga hadir pada  menyambut baik digelarnya FGD  dengan tema nasionalisme yang terlupakan tersebut. Dia berharap agar dalam setiap penyiaran semua lembaga tetap mengingat bahwa kita adalah tetap bangsa Indonesia yang majemuk. Sehingga sebagai sebuah bangsa tetap juga harus mengingat budaya Indonesia. “Sehingga harapanya jangan hanya mengejar keuntungan komersial namun budaya dan nasionalisme ditinggalkan,” tegasnya.

 

Budaya Indonesia menurut Tjuk antara lain budaya sopan santun dan memberikan teladan dalam berindak. (MC/Diskominfo/AN Takari)