Dari Audisi Lomba Bercerita Tingkat SD/MI se Kota Pekalongan

BERBAGAI penampilan terbaik disajikan oleh para peserta audisi. Sebagian besar mengambil cerita tentang legenda, dan sejarah tokoh maupun daerah. Salah satunya peserta dari SD Kradenan 04, Khopsah Candra S. Ia membawakan sejarah tentang Dewi Lanjar.

 

Khopsah tak hanya bercerita. Gadis yang duduk di kelas IV tersebut menyertai penampilannya dengan berbagai properti mulai dari spanduk, kemenyan, hingga bunga tujuh rupa. Tak cukup disitu, dalam menceritakan sejarah Dewi Lanjar, Khopsah juga menyelinginya dengan akting menawan. Dia memperagakan setiap percakapan dengan apik. Bahkan, saat memperagakan percakapan yang disampaikan Dewi Lanjar, Khopsah sampai tersedu.

 

Persiapannya sampai satu bulan, berlatih di rumah saja,” tuturnya yang ditemui usai tampil. Cerita Dewi Lanjar, dikatakan Khopsah, didapatnya dari sang guru pembimbing. Meski tampil menawan, dia mengaku cukup grogi saat tampil. “Awalnya grogi, tapi menyenangkan,” akunya lagi.

 

Dari 47 peserta yang ikut dalam audisi, akan diambil 10 peserta terbaik yang kemudian akan tampil dalam babak grand final pada 18 April mendatang. Babak grand final, akan menentukan siapa yang mendapat juara pertama, kedua dan ketiga. “Jumlah peserta melebihi target awal. Kami sebelumnya menargetkan 40 tapi yang ikut ada 47,” terang Kasubbag TU KPAD, Tri Taufik Ismoyo.

 

Lomba bercerita yang rutin digelar setiap tahun tersebut, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka HUT Kota Pekalongan ke 110. Dalam lomba bercerita tahun ini, sambung Taufik, KPAD tidak hanya menggelar lomba sebagai kegiatan rutin namun juga mencari potensi terbaik untuk meraih juara di tingkat provinsi dan nasional.

 

Mereka yang meraih juara 1, akan kami kirim ke lomba tingkat provinsi. Jadi mereka yang juara, akan kami godok dan bimbing dengan maksimal. Kami menggandeng Pak Kunduri untuk membimbing anak-anak nanti. Targetnya, peserta dari Kota Pekalongan bisa meraih setidaknya juara ke 2 di tingkat provinsi,” tuturnya.

 

Dalam dua tahun terakhir, diakui Taufik, peserta dari Kota Pekalongan memang belum bisa berbicara banyak di tingkat provinsi. Selama dua tahun berturut-turut, peserta dari Kota Pekalongan hanya meraih juara harapan II. Namun dia bertekad, tahun ini harus ada peningkatan prestasi yang diraih.

 

Dalam lomba bercerita tahun ini, panitia tidak membatasi peserta dengan tema cerita. Peserta, dibebaskan memilih tema yang dikuasai. Karena menurut Taufik, target adanya lomba bercerita adalah untuk menggelorakan semangat membaca siswa siswi di Kota Pekalongan .”Intinya itu dulu, kami ingin seluruh siswa siswi dari SD hingga SMA bisa mempunyai gelora semangat membaca yang tinggi,” tambah dia lagi.(*)

 

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 29-03-2016)