BPJS Ketenagakerjaan Kota Pekalongan Bincang Bareng Multi Stakeholder

*Aditya Warman: Perlu Forum Membahas Masa Depan Pekalongan

 

Hadir dalam acara tersebut Walikota Pekalongan H Alf Arslan Djunaaid SE, Kepala Cabang BPJS-TK Kota Pekalongan Septi Herawati, Pengasuh PM Tazakka Bandar H Ustadz Anang Rikza MA, Ketua Kadin Kab Pekalongan HA Failasuf dan Anggota Dewan Komisaris BPJS-TK M Aditya Warman MBA, para pengurus Apindo dan perwakilan pengusaha.

 

Anggota Dewan Komisaris BPJS-TK M Aditya Warman mengatakan, pihaknya sengaja mengundang para pengusaha untuk berdiskusi tentang masa depan Pekalongan, khususnya dari sisi dunia usaha. Wong Pekalongan asli yang telah melanglangbuana ke berbagai negara tersebut merasa prihatin karena dari data yang ada, orang Pekalongan memiliki utang 3 kali lipat lebih besar dari aset yang dimiliki.

 

Ini kan memprihatinkan. Apa yang salah dengan wong Pekalongan. secara kultur jelas kaum pengusaha,” tutur Adityawarman. Adit sudah tidak sabar ingin mengajak diskusi dengan seluruh lapisan masyarakat untuk membahas kemajuan Pekalongan ke depan. “Kita harus membuat forum kreatif sehingga kondisi Pekalongan bisa berubah lebih baik,” katanya.

 

Walikota Pekalongan H Alf Arslan Djunaid dalam kesempatan itu juga mendukung langkah yang diambil oleh Adity Warman. Pemkot Pekalongan memiliki program untuk membangun balai latihan kerja (BLK) untuk memberikan keterampilan praktis untuk warganya yang ingin langsung bekerja.

 

Sisi lain, Adityawarman mengimbau bahwa keberhasilan itu ada pada connecting the door, membuka pintu bagi siapapun untuk saling berbagi dan memberikan masukan. Bagi para pengusaha bagaimana caranya membangun produktifitas, memperoleh keuntungan banyak tanpa harus mengorbankan pekerja. Kunci produktifitas ada pada inovasi. Langkah kreatif dalam bisnis apa pun bentuknya adalah memberikan add value. “Dalam kondisi real di lapangan, bisnis adalah add value, bukan modal,” katanya.

 

Sementara Pengasuh PM Tazakka Bandar Batang, Ustadz H Anang Rikza Masyhadi yang hadir dalam kesempatan tersebut memaparkan, menjalankan yang sunnah itu tidak hanya alam ibadah mahdoh. Namun juga harus dibarengi dengan sunnah pergerakan. Dakwah Rasulullah SAW selalu diback up oleh orang berpengaruh. Buktinya, Rasul sejak kecil didampingi oleh Abu Thalib, tokoh berpengaruh saat itu. Dan ketika dewasa didampingi Siti Khadijah, seorang pengusaha yang memiliki pengaruh juga.

 

Dan Rasul sejak kecil dididik dengan logika pengusaha. Sejak usia 7 tahun sudah ikut berdagang ke negeri Syam. Untuk apa pergi ke sana kalau tidak ada skenario bahwa pemimpin besar harus didasari oleh logika dan manajemen bisnis. Dalam biografi Nabi pun, beliau selalu berdampingan dengan pengusaha bahkan ketika hijrah ke Madinah. Ini artinya, pengusaha, ulama, pejabat, akademisi harus kolaborasi untuk mencapai satu tujuan bersama.

 

Kalau melihat sejarah, dalam al quran surat Anaml 39-40 Jin Ifrit dan ahli kitab berebut singgasana Ratu Balqis dihadirkan di kerajaan Sulaiman. Jin Ifrit sanggup memindahkan sebelum Sulaiman beranjak dari kursinya, sementara ahli kitab sanggup menghadirkan sebelum mata Sulaiman berkedip. Sekarang, sudah terjadi, google bisa membaca Al quran menjadi kenyataan. “Setiap orang bisa mengakses apapun sebelum mata kita berkedip hanya dalam satu klik dengan smartphone,” tutur Anang.

 

Umat Islam baru memposisikan al Quran hanya sebagai membaca data, belum pada ranah membangun perspektif. Kita kehilangan perspektif karena kita tidak menggali lebih dalam apa sebenarnya yang tersembunyi di balik Al Quran.

 

Ada dua keyword, lanjut anang untuk menjadi orang sukses, pertama amanah dan yang kedua memiliki cita-cita. Orang yang memiliki amanah tapi tidak memiliki cita-cita dia tidak akan dapat melakukan apapun. sementara orang yang memiliki cita-cita tapi tidak memiliki amanah maka berapa besar titipan dari orang lain akan habis dan sia-sia.

 

Makanya, tambah Anang, kita berdoa kepada Allah supaya dipanjangkan umur. Umur dan usia itu berbeda. Usia itu arti harfiahnya adalah gigi. Sementara umur adalah bangunan atau karya. Boleh usia pendek, namun karyanya akan terus hadir sampai kapan pun tanpa lekang waktu dan jaman. Sementara, rezeki adalah hasil usaha yang bermanfaat dan rezeki datang berbanding lurus dengan tanggung jawab yang kita ambil.

 

Terakhir, Anang mengingatkan tiga pangkal dosa, yang pertama adalah kesombongan. Itu terjadi pada iblis yang kemudian dikeluarkan dari surga. Kedua adalah tamak, terjadi pada Nabi Adam yang dilarang makan buah khuldi, malah dilanggar. Sementara pangkal dosa yang ketiga adalah hasad, iri dengki. Itu terjadi pada qobil dan habil. (sep)

 

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 18-08-2016)